Monday, December 08, 2008

Islam is About Heart


Bulan lalu, ketika divisiku mengadakan workshop di Bali, salah satu pembawa materinya adalah perempuan dari Jepang, Sumire. Entah kenapa, setelah kami bertemu beberapa kali, kami cukup akrab berbincang apa saja, dari gosip fashion, body cewek-cewek dunia, period, sampai kami saling tahu bahwa kami berdua adalah tipe yang sama sekali tidak bisa enjoy di dunia ajojing (halah..bahasa dulu banget ya), klub yang isinya musik hingar bingar. Sumire ini lebih suka nonton, atau membaca buku. Klop,kan?...
Entah kenapa, pada malam kedua kami di Bali, kami terjebak di satu klub di Bali, yang memang sudah kedua kalinya, aku datangi. Kamasutra. Heran, ya, ngaku nggak suka dunia gemerlap, tapi bisa dua kali ke klub ini. Pertama kali, aku mendatangi tempat ini, ketika ada employee gathering di Bali, dimana sesudah makan malam di Bali, kami dibawa ke kamasutra, dan di sana kami (tepatnya para lelaki) dientertain. Sepanjang di kamasutra, aku malah sibuk sms-an dengan suami, dan ketika telinga mulai berasa budek, aku memilih berjalan-jalan di kuta, dan menikmati malam di starbucks. Kedua kalinya, yah saat ini, kembali aku sibuk bermain game di handphoneku. Sampai pada saat Sumire bertanya pada Nana,"Apakah kamu muslim?" Nana mengangguk.
"Mengapa kamu merokok padahal kamu tidak minum alkohol?"
Aku langsung mendelik tertarik dengan pertanyaannya. Dengan suara yang agak keras, untuk menyaingi suara musik yang hingar-bingar, Nana menjelaskan bahwa alkohol dilarang, tapi merokok tidak. Bagi Sumire, aneh saja orang merokok tapi tidak minum alkohol. Nana menjelaskan mengapa minum alkohol dilarang, yang aku yakin sekali, orang-orang Islam khatam tentang larangan ini, dan mengapa dilarang. Alkohol sering membuat orang lepas kontrol, lepas kontrol akan hati, jiwa. Karena Islam menyangkut tentang hati, bagaimana supaya kita tetap bisa mengontrol hati dan tidak merugikan orang lain.
Obrolanpun merambat ke arah Jilbab, Jabat tangan sampai daging babi.
"Yup, I don't eat pork either," kata Sumire. "Means.." sambungnya setengah tersenyum.
Kami hanya tertawa. Kembali lagi penjelasan tentang babi, mengapa menurut Islam haram. Sepanjang hanya pengetahuanku sajalah penjelasannya.
Kemudian ke Jilbab....
Sumire sering bingung dengan beberapa orang yang memakai jilbab hingga hanya matanya yang terlihat, sedangkan aku memakai jilbab, yang menurut dia wajar. Aku tertawa dan meringis dalam hati, karena merasa sekali jilbabku bukan jilbab sesuai syariah. Sekali lagi, aku bercerita panjang awalnya jilbab ada. Bagaimana para muslimah menurunkan jilbabnya sampai ke dada, dan mengapa ada beberapa orang yang dia temui dengan tubuh yang benar-benar tertutup kecuali matanya. "Wanita menurut Islam adalah istimewa. Semua berawal dari melindungi wanita. Dulu, ketika Islam pertama kali diajarkan adalah di negara Arab, dimana intention pria melihat wanita bisa membahayakan wanita itu, contohnya melihat tangan yang tersibak, kaki yang tersibak, karena itulah Islam menganjurkan wanita untuk menutup auratnya, hingga bisa ditemui hanya matanya saja yang terlihat. Kembali lagi, masalah hati, Islam mengajarkan agar kita menjaga hati orang lain juga." Sumire mengangguk-angguk dengan pandangan takjub dan kata-kata really yang terus keluar. "Begitupun dengan jabat tangan, yang ditakutkan adalah menyentuh kulit seorang wanita bisa menimbulkan maksud dari lawannya. Sejauh mana kita mengontrol diri itulah yang Islam tanamkan di diri kita."
Obrolan terpotong, ketika teman lain ikut nimbrung di pembicaraan kami. Kamipun mulai merasa lelah dengan suasana hingar-bingar. Tak lama, kami pamit berdua untuk balik ke hotel.
Sebenarnya dari pembicaraan singkat yang bermakna buatku, ada semacam pelajaran tentang Islam yang sangat mendasar. Bagaimana Islam mengajarkan tentang memelihara hati kita dan sekelilingnya.. Dan bagaimana sebenarnya Islam sangat mudah untuk diterapkan. Kalau kata temanku, Novi, "Islam itu mudah, mbak. Kalau ada ajaran yang sulit, balik lagi ke kalimat itu, pasti itu bukan Islam. Contohnya, tahlilan orang yang meninggal, kan sulit bagi keluarga korban untuk menjamu tamu, maka sebenarnya itu bukan ajaran Islam, tapi budaya kita."
Yup, that's about Islam....

PS: coretan kecil yang tidak mendalam....