Tuesday, December 19, 2006

Reminder

"Gimana, Mbak, outboundnya menurut Mbak?" Tanya Yassin temanku sepulang program 'kewajiban' outbound bagi pegawai baru.
"Seru," jawabku singkat.
"Selain itu?"
"Buat gue, sih, semacam reminder"
"O,ya? kalau aku sih ikut outbound kayak begini baru pertama kali, yah ini... bagus ya materinya, mbak. Mbak pernah ikut dimana aja?"
"Ikut outbound sih beberapa kali. Cuma materi dari Bu Riny ama Pak Julius kayak reminder buat gue. Dulu, waktu di Siemens, gue pernah ikut Fundamental Leadership Program di dale carnegie, pas kelas terakhir, kita diminta membawa komitmen untuk 6 bulan kedepan. Gue sempat lost tuh ama komitmen itu, syukurlah karena outbound ini gue merasa diingatkan kembali akan komitmen yang pernah gue bangun." paparku panjang lebar.
Itulah yang aku rasakan ketika materi Life strategy diberikan. Aku seperti diingatkan kembali pada lembaran karton putih besar, yang aku hiasi dengan gambar-gambar tentang aku di masa enam bulan mendatang. Masih ingat sekali apa yang kutulis saat itu, yaitu mendapatkan tempat baru yang lebih challenge untuk karirku, memulai bisnis sendiri, lebih memperhatikan anak, terakhir tujuan jangka panjangku, membeli rumah idaman lagi dan menjadi Ibu dan pekerja yang cukup dibilang sukses.
Aiih.. terlalu muluk sekali kalau ingat komitmen yang aku buat saat ini, tapi tidak saat aku menyusunnya. Mungkin dikarenakan energi positif yang timbul di antara kami, sehingga kami merasa optimis mampu untuk mewujudkannya. Tentu saja, komitmen itu kami jelaskan dengan berbagai strategi yang kami pikir masuk akal untuk kapabilitas diri sendiri.
Toh, nyatanya.. ketika aku melangkah jauh dari lingkungan itu, ketika komitmen pertama aku dapat wujudkan, aku mulai merasa blur dengan tulisan di karton putihku. Aku mulai menanamkan beribu-ribu execuse untuk tidak tercapainya komitmen yang lain. Tahu, kan, apa yang terjadi? Begitu mudahnya aku dibalikkan ke titik awal, menjalankan semuanya tanpa melihat tujuan, begitu mudahnya aku ditanamkan sejuta kelelahan menghadapi lingkungan dan tantangan baru. Sehingga ketika hari itu, aku duduk mendengarkan Pak Julius berbicara, begitu tersentaknya aku bahwa aku masih punya beberapa komitmen yang belum tercapai.
"Adduh, kayaknya gw harus mulai nih pulang dari sini," ujarku ke seorang teman yang duduk persis di sebelahku saat itu.
"Apa saja, Mbak?" tanyanya.
Aku coba paparkan beberapa... "Aku juga pengen ah, Mbak," lanjutnya. Aku mengangguk tersenyum. Yah, indah sekali saat itu, sebuah reminder dikirimkan kepadaku. Hmm.. aku jadi bertanya-tanya lagi, apakah akan ada reminder lain ketika aku mulai lelah??.....

No comments: