Wednesday, September 26, 2007

Aku kok Merasa Sia-sia ya?

Ramadhan sudah memasuki hari ke 14. Kemarin siang, ketika kajian Islam di kantor, SMS pengakuan terbang dari nomorku:
Puasa gw kayaknya sia-sia deh.. Susah ye menghilangkan gumaman ati ini... Baru tadi pagi, gw ngomentari Indri yang batuk, dan gak puasa karenanya.
Itu yang kurasakan sampai pagi ini, aku masih merasa puasaku sia-sia, yang didapat mungkin hanya haus, lapar dan ngantuk.

Jumat, 21 September 2007.

Puasa nyaris sempurna (menurutku, sih...Wallahu'alam). Tiba acara reuni ex-technical sales mobile di chatter box. Konspirasi dua ex-bosku membatalkan pahalaku. Terus terang, sebal, jengkel dan kesal. Awalnya, sih, masih aku anggapi biasa. Tapi makin kesini, yang satu memojokkanku dan yang lain menghiasi. Pas... dan sukses membatalkan pahala puasaku. Nggak ikhlas... Tapi yah, mungkin aku harus lebih dewasa ya? Jadi ingat komenku di blognya Amel: "kamu akan merasa sakit hati, bila kamu mengijinkan orang lain untuk membuat kamu sakit hati". Ternyata susah.........

Minggu, 23 September 2007.

Puasa berjalan seperti biasa. Di pertengahan hari, ada telepon dari kerabat Ibu. Bergumam gemas, geregetan dan bingung.. setelah itu pengumuman ke Mbak ari.. dan pahalaku sepertinya berkurang. Adduhh.. susah amat ya...

Senin, 24 September 2007.

Masih diwarnai kekesalanku pada hari Jumat, aku bercerita ke teman kantor. Jadilah cerita tidak satu kali..malah dua kali. Siang, bertemu Amel dan Jess, sempat curhat kesal lagi. Belum hilang euy.... Masih bertanya-tanya, sih, kok ada sih orang yang gak aware ya kalo maksud candaannya menyinggung orang, padahal orang itu sudah ngomong... Masih kesal karena mereka memojokkan....

Selasa, 25 September 2007.

Ini sih kayaknya kesalahanku murni. Aku bergumam, mendengar Indri tidak berpuasa karena sakit. Padahal kan kalau dipikir hak dia, dan setiap orang beda bukan?... Sok suci amat ya aku... Ih, norak....Terus terang, aku merasa bersalah komentar seenak udelnya. Mohon maaf ya, Ndri...

PS: hari ini, sebel atas kejadian hari jumat hilang sih, walau ada yang tergores....hehehehe

Mudah-mudahan disisa hari ini, Puasaku bisa sempurna... Amien.

Thursday, September 13, 2007

Catatan kecil buat Ramadhan

Kemarin siang sibuk memilih SMS terbagus untuk dikirim.
Setelah itu, sibuk mengelist nama-nama yang akan dikirim. Add, delete, add, delete...selalu begitu. Bukan karena pelit sama pulsa, tapi karena tagihan nomor selulerku kemarin mencapai 1.3 juta-an, yang berarti jatah 3 bulan, abis dan harus nombok.
"Yang bisa dihubungi pakai email, pakai email ajalah," ujarku ke suami.
SMS terkirim.
Ucapan Mohon maaf lahir dan bathin berlanjut hingga siang ini.
Senang. Terharu. Yah, karena Ramadhan telah datang, kami merasa harus menyamakan posisi pada semua orang, yaitu 0-0.

Hari ini, puasa mulai.
Agak-agak sakit kepala, karena kurang tidur. Kajian siang dipakai buat memejamkan mata sementara. Lumayan, menghilangkan rasa sakit. Hari ini juga, jam 11.29, Helmy minta ijin buka puasa, karena dia hanya sahur dengan secangkir susu. Lega dan terharu.
Ramadhan ini membuat aku ingin sekali...
Merasakan hikmah yang lebih dari Ramadhan lalu...
Merasakan kedekatan yang lebih kepada Sang Khalik...
Timbul kepekaanku yang lebih kepada sesama...
Menjadi ibu, yang berhasil membuat anaknya puasa untuk pertama kali...
Menjadi istri yang sempurna untuk suamiku...
Menjadi HambaNya yang ikhlas...
Menjadi HambaNya yang sabar...
menjadi HambaNya yang selalu bersyukur...

Dan tentunya bukan hanya untuk bulan ini saja, tapi seterusnya.
Ah, jadi ingat, aku sibuk sms-email ke semua orang, tapi aku lupa minta maaf ke orang rumah, kecuali Nowo, yaitu ke Mbak Ari, Bule, ama Ine..
Wadduh! Kenapa semalam, aku tunda ya??...

Met Beribadah ya....

Tuesday, September 11, 2007

Tips Belanja Cerdas

Tips singkat dari CosmoFM bersama Bank Commonwealth buat belanja cerdas :
Kalau keinginan belanja timbul, yang harus kita perhatikan
1. tanya pada diri sendiri, perlu gak?
2. tanya lagi, sanggup gak kita membayar dengan uang cash?
3. Kalo dua jawaban di atas iya, maka tunda dulu belanja barang itu sampai besok.

Fakta :
Aku sering mengalami itu. Nyatanya, kalau ditunda sampai besok, biasanya jadi il-feel (alias ilang feeling) buat membeli, kecuali kalau memang butuh banget.

Akhir kata, selamat mencoba....

Friday, September 07, 2007

Dampak Merger

Pernah mengalami merger di dunia kerja? Aku pernah, tapi merger masih dalam tahap pemula. Aku mengalami dua kali merger. Pertama, pada akhir tahun 1999, kantor lamaku, yang masih berbentuk project office merger dengan induk perusahaannya, yang sudah lama exist di Indonesia, yaitu PT Siemens Indonesia. Dampak merger yang sangat aku rasakan hanyalah berkurangnya beberapa fasilitas, namun bertambahnya beberapa perlindungan. Seperti, uang kesehatan yang tidak bisa dihabiskan dengan semena-mena, dalam arti belanja susu, sabun, sikat gigi dan lain-lain dengan taktik membeli di apotek, tepatnya apotek melawai; reimbursement yang seenaknya untuk beberapa keperluan perjalanan dinas, yang ketika merger sudah bergabung dengan allowance yang kami terima; uang overtime yang lancar kami terima sesuai catatan kehadiran kami. Nah, fasilitas yang bertambah, yaitu uang kesehatan yang unlimited plafonnya, tapi tak bisa digunakan dengan semena-mena..:) Merger kedua, terjadi sekitar akhir tahun 2005, yaitu merger dua bisnis unit. Dampaknya sama dengan merger pertama, karena kami dari bisnis unit mobile network terbiasa dimanjakan dengan makan-makan gratis, workshop kemana saja, memilih type laptop, belum lagi voucher belanja, jatah handphone plus pulsanya. Ketika merger dengan bisnis unit fixed network, semua fasilitas nyaris lenyap, bahkan ingat sekali ketika kami pertama kali gabung pas bulan Ramadhan, grup baru kami akan mengadakan buka puasa bersama, bos kami yang super kalem sempat memberi saran dengan suaranya yang perlahan ke Mbak Menik, team asisten kami, "Boleh.. tapi dananya setiap orang 100 ribu,ya"
Spontan, salah satu temanku, Silvi, yang duduk di baris paling depan langsung berteriak,"Hari gini 100 ribu!" Hahahahaha... Tapi bukan itu saja efek tidak enaknya merger yang terakhir, Bosku dulu sangat-sangat ingin menonjolkan anak buah lamanya, yang memang bisnis mereka, fixed network, sedang mengalami tingkat stagnan. Jadilah, perlombaan dimulai, dan aku tersudut.
Untunglah aku terselamatkan, ketika bahaya merger ketiga mulai berdengung. Sekarang posisiku adalah pendengar cerita-cerita teman lamaku tentang company baru mereka, yaitu PT Nokia Siemens Networks. Dari ketimpangan gaji, pekerjaan yang makin melimpah ruah (yah, jelas.. wong pekerjaan tiga orang di siemens harus dikerjakan oleh satu orang di Nokia), post power syndrome sampai terdepaknya beberapa orang. Miris dan bersyukur sudah selamat. Miris karena hidup memang keras. Kepintaran seseorang bukan andalan lagi untuk membuat posisinya aman, tetap banyak faktor yang menentukan, dari communication skill, how to behave to others sampai tentu saja garis tangan dari Yang DiAtas. Pastilah, keadaan awal merger dua company besar akan tidak mengenakkan buat semua pihak. Masa transisilah buat mereka. Beberapa yang sudah menjadi tradisi perusahaan harus berubah. Beberapa planning dari perusahaan harus juga berubah, dan kalau begini, siapa yang merasa terjepit? Pertama, yah, manajemen, sih.. kedua, yah, para staff... Terjepit, terus terdesak dan harus tetap bekerja, agar dapur tetap ngebul. Bahkan yang sangat-sangat menakjubkanku, ketika sahabat yang juga mantan bosku bertanya via telephone, " Mel, gw mau resign deh. Ada lowongan gak disana?"
Spontan, responsku:"Hah?! Gw nggak salah dengar nih? Bukannya Siemens itu udah mendarah-daging buat elo?"
Jadilah Temanku ini protes. Optimis mungkin bisa surut ketika situasi seperti yang dia alami. Kalau begini, kadang ada angan yang memenuhi benak, kapankah aku punya perusahaan sendiri?..Walah....

PS: Buat teman-teman di luar sana, tetap semangat!!