Saturday, November 11, 2006

Soulmate

Apa elo soulmate gue? Buku berjudul itu sempat kubaca walaupun hanya beberapa halaman, dan dibaca full oleh suamiku. Entah kenapa, tiba-tiba suamiku bisa melahap buku itu sampai habis dan sesudah baca buku itu, lagu soulmate-Kahitna jadi sangat sering sekali dia dengar.
"Abis, aku bingung gak ada bacaan. Ada buku itu, udah aku baca aja sambil nunggu tukang pompa kerja. Lucu, say," paparnya. "Pengertian soulmate di buku itu dengan lagu ini kontras banget, deh."
"Kontras apanya?" tanyaku
"Kontras, kalau di buku itu dibilang, soulmate adalah orang yang bisa melengkapi kekurangan kita. Nah, contohnya, aku merasa kamu benar-benar soulmateku, say. Kamu bisa mengimbangi kekurangan Mas soalnya," jawabnya sambil mengenggam tanganku. Wadduh, melambung rasanya dipuji suamiku saat itu.
"Kalau di lagu itu, seakan-akan soulmate itu ada dua, coba deh perhatiin teksnya deh," lanjutnya sambil menyodorkan teks lagu soulmate. Olala... ternyata suamiku punya juga teksnya. Aku hanya manggut-manggut, karena masih 'melayang' di angkasa.
Karena itulah, aku agak-agak penasaran dengan buku ringan itu. Hasilnya, aku tidak bisa menuntaskan buku itu seperti halnya suamiku.
Ingat-ingat kata soulmate, jadi ingat sekali dengan seorang teman kakakku, Yuli namanya. Dia penganut soulmate sejati. Bagaimana tidak, setiap bertemu, tak pernah lepas satu kata soulmatepun dari mulutnya, dan tak pernah juga aku berhenti meledeknya.
"Tahu, gak, Yul, soulmate itu bisa perempuan atau laki-laki,loh. Artinya, bisa jadi sebenarnya elo udah menemukan soulmate lo, dan itu Mbak Ari, bukan?" ledekku.
"Ih, Mbak... bukan gitu... soulmate itu adalah pasangan kita, Mbak"
"Soulmate kan artinya teman berbagi duka dan suka, bukan? Nah, jadi bisa saja soulmate elo itu Mbak Ari," ledekku.
"Bukan, Mbak."
"Jadi, menurut lo soulmate itu sama dengan jodoh?"
"Bisa jadi, tapi lebih mendalam, Mbak. Contohnya, elo ama Mas Nowo."
Jawaban jitu Yuli itu menyudahi perdebatan kami. "Pokoknya, gitu deh, Mbak... susah dijelaskan."
Lain waktu, Yuli membahas tentang soulmate lagi.
"Gue sebel deh, Mbak, ada orang dari Kalimantan minta kenalan. Dia merasa istrinya bukan soulmatenya."
"Trus?"
"Ih, udah jelas-jelas punya istri, pakai bilang itu bukan soulmate dia. Yah, kalau udah nikah begitu, itu soulmate dia, gimana, sih.." lanjutnya sambil menggerutu.
"Lho, jadi soulmate itu adalah jodoh dong, Yul.." ledekku.
"Yah, bisa jadi. Tapi, kan, Mbak, eneg aja ada orang udah menikah bilang istrinya bukan soulmatenya, iya,kan?" Aku mengangguk-angguk setuju. Kalau suaminya merasa istrinya bukan soulmatenya, apa si suami juga tak memikirkan kebalikannya, bisa jadi istrinya juga merasa salah memilih suami? Pikiranku melayang juga melengkapi gerutuan Yuli.
Lain waktu. Di email.
Soulmate does exist... dari Yuli.
10 menit kemudian
Soulmate does exist again... dari Yuli.
Aku tak membaca full emailnya. Terlalu panjang. Aku hanya membalas di email keduanya.
Apa bedanya soulmate dengan jodoh?
5 menit kemudian.
Nanti aku cari tahu jawabannya, Mbak.
Sebenarnya, sih, kalau dilihat-lihat definisnya, soulmate adalah teman berbagi masalah. Beberapa orang merasa soulmate adalah sahabatnya. Beberapa orang merasa kekasihnya adalah soulmatenya ketika mereka mulai membina hubungan, tapi beberapa saat kemudian berpikir kekasihnya bukan soulmate kiriman dari Yang Diatas. Parahnya lagi, beberapa orang malah berpikir orang yang diajaknya memadu janji setia di depanNya bukan soulmatenya. Nah, kalau begitu, jelas yang salah adalah pengertian soulmate yang mulai digrey-kan karena keegoisan atau kebuntu-pikiran orang tersebut. Kebuntuan yang mulai timbul ketika masalah-masalah datang, ketika perbedaan-perbedaan datang ataupun ketika datang orang yang lebih dari pasangannya. Padahal kalau dipikir-pikir dengan akal sehat, soulmate juga manusia biasa, yang artinya bisa jadi menimbulkan perbedaan, masalah untuk pasangannya, dan padahal lagi, disetiap saat dalam kehidupan, akan selalu datang makhluk-makhluk yang lebih menarik. Mengapa tak balik lagi lihat definisi soulmate, kan? Hmm.. mungkin akan lebih jelas memegang istilah suamiku, soulmate adalah orang yang melengkapi kekurangan kita, apapun masalahnya, kita selalu balik ke dirinya, semarah apapun kita kepadanya, kita tetap tak bisa jauh darinya.
Soulmate adalah pasangan jiwa... bukan begitu?.... Jadi, apakah elo soulmate gue? adalah pertanyaan yang seharusnya timbul sebelum memilih ikatan abadi, bukan?

PS: buat Yuli, as I promised... Semoga soulmate mendatangi Team Ar-Rahmah dengan berkahNya. Amien.

No comments: