Friday, May 23, 2008

Helmy Hilang

Sabtu kemarin. Aktifitas pindah rumah sedang puncak-puncaknya pada Minggu lalu, dan sempat terhenti pada hari Sabtu, dikarenakan Nowo ada jadwal training di luar kota. Jadilah, pada hari Sabtu, aku meneruskan pembelanjaan barang-barang keperluan rumah, dari taplak meja, karpet, keset dan teman-temannya.
Sabtu siang, aku, Mbak Ari dan Helmy pergi ke Rumah Kita Bekasi. Awalnya, aku memaksa Helmy agar tidak ikut,tapi Helmy bersikeras memegang janji ayahnya untuk menjaga aku (halah!) dengan menemani aku kemanapun aku pergi.
Setibanya di Rumah Kita, kami berkeliling. Aku memaksa Helmy untuk digandeng, tapi sekali lagi, sok dewasanya Helmy keluar lagi, dia malu digandeng. Karena itu, aku mengikuti dia dengan ekor mataku saja kemanapun dia pergi. Terakhir, aku melihat Helmy di tempat sticker, dan sempat komentar,"Bunda, kamar mandi kita ditempeli ini aja." Sambil menunjuk sticker bertuliskan Toilet. "Ih, norak, ah, Mas... Emang tempat umum," sahutku sambil berjalan ke arah pewangi ruangan, yang persis terletak di sebelah rak sticker. Aku dan Mbak Ari mengagumi pewangi yang lucu-lucu, karena kebetulan Mbak Ari pecinta Winnie The Pooh, dan semua pewangi berbentuk boneka tersebut. Aku masih sempat melirik, kalau anakku di sebelahku.
Tak lama.....
"Mbak, lihat Helmy,gak?"
"Itu di tempat tangga-tangga," jawabnya.
Aku dan Mbak Ari menghampiri bagian yang memajang tangga, yang letaknya masih bisa dilihat dengan mata kami dari tempat pewangi.
"Kok, gak ada, Mbak," ujarku mulai setengah cemas. Mbak Ari mulai cemas juga.
Dia langsung berkeliling Rumah Kita. Tetap, nggak ada....
Aku nggak percaya, dan kemudian aku berkeliling lagi seputar Rumah Kita. Sedangkan Mbak Ari melangkah keluar dan berinisiatif keluar.
"Mel, gw cari di luar ya... Siapa tau Helmy lagi nonton kompetisi di luar," ujarnya sesaat sebelum keluar. Di mall ini memang sedang berlangsung dance competition.
Aku melanjutkan keliling Rumah Kita berkali-kali dan selalu aku akhiri di toilet cowok. Bukan apa-apa, ketakutan aku tentang anak-anak yang diganti kostumnya mulai hinggap di pikiranku plus menghibur diri siapa tahu Helmy hanya keluar untuk buang air kecil. Setelah 5 kali keliling, keringat dingin mulai mengucur, bayangan Nowo, Ibuku dan tampang Helmy memenuhi benakku.
Pemberitahuan, seorang anak dengan ciri-ciri memakai baju putih bergaris hijau dengan nama Helmy terlepas dari orang tuanya bernama Meli.
Suara pengumuman mulai memenuhi mall. Karena suasana yang bising, aku hanya mendengar kata-kata seperti itu samar-samar. Dugaanku, Mbak Ari yang melaporkan itu ke security.
"Mel, gw ke bawah ya, siapa tau Helmy di bawah," teriak Mbak Ari dari ujung eskalator. Aku hanya mengangguk lemas dan lupa menanyakan apakah dia yang melaporkan ke security. Karena dugaanku, kalau bukan Mbak Ari, berarti Helmy yang melapor.
Kegiatan berkeliling aku perluas, tidak hanya Rumah Kita dan toilet, tapi sisi lain yang sudah dirambah Mbak Ari. Berakhir di toilet cowok kembali, berharap akan ada bocah itu muncul di balik pintu.
Dan...
"Mas, di dalam toilet, ada anak kecil gak." Aku langsung menyerbu bertanya ke Mas-mas yang baru keluar dari toilet. Mas itu memandang aku bingung.
Tak lama, seorang penjaga Rumah Kita cewek mendekatiku.
"Ibu, Ibu Meli ya? Anak Ibu, Helmy?" Aku mengangguk cepat.
"Tadi anak Ibu nangis di depan sini, jadi aku bawa ke pos satpam di bawah..."
Tanpa mengucapkan terima kasih, aku membalikkan badan ke arah eskalator, dan disanalah aku menemukan Hemy yang sedang menuju ke Rumah Kita berpelukan dengan Mbak Ari.
"Tadi dia nangis, Bu... Saya tanyai, nangis terus, Bu." Mbak itu tetap meneruskan ceritanya. Aku memeluk Helmy lega.
"Ma kasih ya, Mbak," sahutku akhirnya.
Lega rasanya saat itu... Keringat dingin itu langsung hilang. Nafsu Mbak Ari untuk beli karpet di Rumah Kitapun lenyap dengan suksesnya.
Helmy masih lemas, mungkin trauma. Ujung-ujungnya, dia minta ke JCO, dan 2 potong donat ludes dimakannya. Setelah itu, yah... centil lagi... dan aku terpaksa dengan setianya mengikuti dia lagi....
Aku dan Mbak Ari dengan suksesnya disemprot Ibuku besoknya.
Tak apa-apalah, yang penting Helmy tidak benar-benar hilang..:)

1 comment:

Anonymous said...

Ya ampyuunn mel...
Bacanya aja deg2an..untung ga ilang beneran...ppffuiihh..