Wednesday, December 05, 2007

Aku (heran)

Kemarin,
ketika kata-kata putus asa terlontar. Aku heran. Bukan terbiasa seperti yang dulu. Juga bukan bosan mendengar keluhan-keluhan itu. Tapi, aku sering berpikir, hidup akan semakin berasa berat ketika kita mengeluh, mengeluh, kemudian putus asa terus-menerus.
Tapi,
Aku juga heran, mengapa aku kemarin-kemarin tidak bosan membangkitkan semangat juangmu. Mengapa kemarin-kemarin aku masih memberikan kata-kata motivasi. Aku bukan motivator, aku hanya ingin ada sisi lain yang bisa dilihat dari kesusahan, yang menurutmu sudah ada sejak kamu lahir.
Kamu tahu,
Hidup memang penuh konsekuensi
Kamu juga tahu,
Hidup penuh suka-duka
Kamu juga sangat-sangat tahu,
Hidup penuh masalah..
Mungkin buatmu, sangat mudah buat aku untuk berbicara begitu
Memang...
Tapi kamu tidak pernah tahu, apa yang selama masa anak-anakku, masa remajaku dan masa sekarangku, aku juga punya masalah yang menurutku tidak bisa aku lepas sedikitpun sampai aku menutup mata.
Allah selalu memilih setiap problem untuk hambaNya, itu yang sangat menguatkanku. Allah tahu aku bisa tough dengan masalah itu, Allah tahu aku lebih kuat dari teman-teman sebayaku. Allah pilihkan itu buatku.
Walau aku pernah kisruh, stress, tapi Allah selalu memberikan kekuatanNya untuk kupinjam.
Mengapa kamu tidak mencoba seperti itu?
Bermimpilah, karena Allah akan memeluk mimpi-mimpimu*
Bermimpilah, bahwa kamu tidak akan menutup usia dengan meratapi apa yang Allah tulis untukmu.
Bermimpilah, bahwa kamu akan mendapatkan yang kamu inginkan untuk hidupmu sebelum menutup mata.
Aku akan berdoa untuk itu.


*Dari Tokoh Arai, Edensor by Andrea Hirata

-Gumaman tadi pagi. Heran. -

No comments: