Friday, June 13, 2008

Kapan ya?


3 malam lalu menjelang bedtime kami.
"Say.."
Aku hanya berhmm panjang.
Nowo meluncurkan kata-kata pembuka tentang kantornya. Aku mendelik kaget.
"Kok, Mas, gak pernah cerita,sih," ujarku cepat dengan nada protes.
"Ini apa namanya kalau bukan cerita?" tanyanya balik. Aku mau membantah, bahwa cerita itu tak akan meluncur kalau aku tidak melontarkan kalimat pertanyaan. Tapi ketika melihat muka putihnya sumringah, aku urung membantah.
Mulailah dia menceritakan segalanya detail smabil mencoba memasang kabel network di laptopnya. Senang sekali mendengarnya, pertama karena berita baiknya yang sudah diulang berkali-kali oleh Bosnya, kedua karena menemui Nowo menceritakan semuanya detail kepadaku. Jarang sekali dia menceritakan segalanya dengan nada yang sangat excited.
"Wah..," komentarku pendek.
Nowo tetap bercerita terus, mengalir seperti aliran air sungai dan kedua matanya seperti bulan purnama yang paling terang di langit sana. Belum lagi gemuruh bangga terdengar halus dari deruan napasnya. Aku menikmati suasana itu, walaupun tak lebih dari 15 menit panjang ceritanya.
"Aku butuh bantuanmu, Say," pintanya sambil memandangku yang sedang berbaring mendengarkannya.
"Pasti, Mas. Aku kan istri kamu, apapun yang baik dan bagus untuk kamu, aku akan support."
Hening sejenak.
"Mas, lagi buka internet ya?"
"Iya. Kenapa, say?"
"Coba buka link..., link..., itu bagus loh," ujarku. "Kamu bisa menghubungi mereka."
"Kok kamu tahu?"
"Pastinya..", ujarku seenaknya sambil terus memainkan N73ku.
Sepanjang mencari link-link tersebut, Nowo terus bercerita tentang rencananya. Cuma satu kata yang terlukis saat itu, aku merasakan kebahagiaannya, bahkan ketika mataku mulai tak bisa berkompromi, aku masih bisa menyahutinya.
Diujung kesadaranku, aku bergumam, "Kapan ya, aku kayak kamu, dipanggil sama Bos, terus diberitahu kabar baik kayak gitu? Pengen deh.. Aku kan udah tua.. Masa' masih kayak gini aja..."
Lelap. Aku tak cukup kuat mendengar komentar Nowo lebih lanjut.

No comments: