Thursday, November 09, 2006

Choice of Life

Life is about choices and consequences... Sepenggal kata-kata bagus itu aku dapat dari seorang temanku menjelang hari-hari akhirku di kantor yang terdahulu. Beberapa hari ini tiba-tiba saja kata-kata itu terngiang lagi di benakku, ketika seorang teman dekatku mengirimkanku satu sms singkat: Mel, bagi contoh surat resign dunk..
Walah, aku terus terang agak-agak shock membaca smsnya, karena setahuku dia belum dalam proses apa-apa di company manapun. Setelah menginterview agak-agak lama, akhirnya tercetus juga pengakuannya tentang rencananya. Dia berencana akan pulang kampung dan berencana membuka usaha sendiri sambil mencari kemungkinan menjadi dosen di salah satu universitas swasta di kotanya.
Aku mendengar itu hanya bisa mengerinyit tak mengerti, sampai akhirnya terjadi interview panjang via telepon malam itu. Tetap jawaban, keinginan dan angan-angan temanku itu susah sekali diterima akal sehatku, dari bagaimana nanti dia menghidupi keluarganya selama bisnisnya belum stabil, bagaimana dia membayar cicilan KPR yang di Jakarta, bagaimana nanti kalau keluarganya tidak betah, sampai pikiran kok bisa sih udah lama di Jakarta, balik ke kampung, tanpa konsep yang jelas, dan bukannya hijrah ke kota yang lebih internasional?
Tapi itulah.... Kadang pilihan seseorang menjadi hal aneh buat orang lain. Jadi ingat sekali ketika aku akan memilih fakultas untuk menimba ilmu, banyak argumentasi yang berkeliaran antara aku, Ibu dan Bapakku. Aku sangat-sangat ingin masuk fakultas jurnalistik atau ilmu komunikasi, dan hasil psikologi tesku juga menunjukkan dua tempat itulah yang cocok. Sedangkan Ibu dan Bapakku sangat tidak setuju dengan pilihanku, yang menurut mereka tidak jelas scope bidang pekerjaan nantinya. Maklumlah, kala itu, dunia informasi belum menjamur seperti sekarang.Ibu dan Bapak menyodorkan pilihan mereka, ambil fakultas ekonomi, tepatnya di jurusan akuntansi, teknik sipil atau teknik informatika. Walah... bukan aku namanya kalau langsung setuju, dengan agak-agak bandel, aku langsung bilang,"Oke, aku ambil teknik Elektro" Masih ingat sekali Ibu dan Bapak melongo tak jelas ke arahku. Kebayang sih, mereka pasti bertanya-tanya mau jadi apa aku ambil teknik itu. Aku sendiri tak tahu pasti. Aku hanya ingin tak ada yang menang saat itu. Konsekuensi pilihanku itulah yang sampai sekarang aku jalani. Aku kuliah di teknik elektro, dan dengan percaya dirinya mengambil teknik telekomunikasi, menyeberangi keinginan lain kedua orang tuaku, yaitu memdalami arus listrik kuat atau komputer, dan sekarang bekerja di bidang yang tak jauh dari pilihanku. Konsekuensinya mungkin yang sangat aku rasakan adalah aku suka memandang iri teman-temanku yang berkarir di dunia media massa, lebihnya tidak, aku cukup bersyukur dengan pilihan nekatku.
Kalau ingat-ingat kejadian itu, mungkin aku saat itu dipandang agak ajaib oleh kedua orang tuaku, memilih bidang yang saat itu tak jelas bidang pekerjaannya. Mungkin sekali pandangan itu sama persis dengan pandanganku pada teman nekatku itu.
"Banyak, kok, yang bisa dilakukan di kampung," begitu ucapannya sebelum menyerahkan surat resign pada mantan bosku kemarin siang. Terlihat jelas di mataku begitu kuat tekadnya mengubah hidup dengan memulai dari bawah. "Aku bisa bangun SPBU," kelakarnya lebih lanjut.
"Wah, kalau bisa bangun SPBU sih, gw malah udah gak mau cari kerja lagi, deh. Berarti kan simpanan gw udah em-em-an," sahutku.
"Pokoknya, pasti bisalah," tandasnya tegas.
Kalau sudah begini, aku memang hanya bisa memberikan jabat tangan salut untuknya. Bahwa hidup seseorang adalah pilihan orang tersebut, yang tidak ada standard baik-buruknya di mata orang lain, bahwa sesudah itu, konsekuensi yang terjadi adalah hal yang patut diatasi oleh pemilihnya, dan teman terbaikku ini telah memilih jalan hidup selanjutnya. Jalan yang mungkin juga akan membuat bos dan teman-temannya heran, keluarganya harus beradaptasi lagi, ataupun jalan yang pastinya akan banyak aral-melintang, tapi pastinya juga akan lebih memberikan hasil baik moril ataupun materiil yang lebih daripada yang sekarang, karena usaha sebanding lurus dengan hasil, bukan?...
Life is about choices and concequences
I live the life that I love....

PS: untuk seorang teman yang sudah memilih... Selamat menempuh 'hidup' baru! Wish U all the best! U've let me to take a look about choice of life.

No comments: