Friday, July 27, 2007

2 Pelajaran dalam 1 hari

"Mel, jangan-jangan elo gak tahu bedanya zakat mal ama zakat propfesi?" ujar temanku, Yoso, ketika dia menghampiri mejaku. Pertanyaan dia merupakan kelanjutan dari diskusi kami via YM tentang zakat.
"Tahu gw...." ujarku segera.
"Alhamdulillah kalau tahu...."
"Tapi, gini, So, kalo di bank syariah, misalkan kita punya tabungan, maka bagi hasilnya yg kena zakat"
"Ih, nggak.... Pokoknya juga kena kalau menurut yang pernah gw baca."
"Masa' sih? Bukannya kayak rumah dijual, itu yg kena untungnya?"
"Nggak. Contoh juga, umpamanya elo punya kios. Maka itu akan berkembang kan nilainya, dan elo wajib zakat. Itu yang namanya zakat harta."
"Nah, rumah elo gimana?"
"Yee....... gw kan masih utang," sahutnya cepat.
Pembicaraan usai. Aku bimbang lagi. Beberapa tahun yang lalu, pertanyaan zakat pernah aku tanyakan ke temanku, yang aku percaya sangat mengerti tentang zakat. Perbedaan pendapat ada, bahwa zakat hanya bagi hasil saja atau hasil usaha. Mengingat hal itu, aku mempunyai keinginan yang kuat untuk membeli kitab zakat. Malang sekali, 2 toko gramedia kehabisan stok Kitab Zakat Yusuf Qardhawi ataupun Pak Didin dari dompet dhuafa. Jadilah, aku membeli satu buku saku yang berjudul 124 pertanyaan tentang zakat. Jelas-jelas sekali, aku salah persepsi. Ada kebimbangan dihatiku, satu sisi aku sedang menghemat-hemat uang tabunganku untuk membayar DP rumah yang baru kuambil (dan jumlahnya bisa dibilang sangat ketat), satu sisi aku takut membawa keluargaku ke neraka, yang notabene keluargaku sangat mempercayakan pengelolaan keuangan termasuk zakat padaku. Yah, setelah dipikir-pikir panjang, aku bisa mengambil keputusan yang seharusnya diambil. Aku ajukan rencanaku ke suamiku, sperti biasa Nowo hanya bilang,"Bayarlah, say.. Mas percaya dengan kamu". Langkah pertama, aku keluarkan berkas kami, mulailah aku menghitung satu persatu, ternyata tidak terlalu banyak (itu menandakan asset kami tidak banyak juga...hehehehehe). Balik ke suami dengan proposal jumlah, "Atur aja", sahutnya.
Esok paginya, aku mampir ke atm, mentransfer jumlah tersebut. Lega rasanya... Jadi kalaupun saat ini aku tidak ada umur (fenomena meninggalnya Taufik Savalas di usia muda sempat menggugahku, agak telat ya...), aku boleh agak lega karena sudah menunaikan amanat.

Siang harinya.
Say, gaji mas sudah masuk... Bonus sudah diterima, jadi totalnya xx
SMS singkat mampir di handphoneku. Alhamdulillah, untuk menambah bayaran DP rumah.
Asyikkk..... Balasku singkat.

Sorenya.
"Udah baca HRIS?" tanya Budi, teman kantorku.
"Belum euy"
"Jasprod jadi masuk bulan ini," jawabnya. Aku ber'oo panjang, karena yakin ini jasprod untuk tahun 2006, berarti aku akan dapat 1/3 nya atau malah hanya 1/6 nya.
Tapi tetap ngecek. Disitu tertulis insentif extra untuk produksi bulan Januari-Juni 2007, it means aku dapat full dong....
Cek ke 10104... Dapat kabar bagus.
Alhamdulillah... buat nambah DP rumah....:)

Malamnya.
SMS curhatan temanku masuk. Kasihan. Tapi bingung mau ngapain. Hanya berusaha membesarkan hatinya, walau aku yakin tak ada efeknya buat dia.
Ah, hari ini...
Menjelang tidur, aku merasa bersyukur, hari ini mendapatkan dua pelajaran.... Yang pertama, Allah akan menjamin hambaNya, tinggal kita, sebagai hambaNya menjalankan apa yang Dia pinta. Kedua, setiap pasangan itu pasti ada sifat tolak belakangnya, dan Allah menciptakan itu, agar pasangan yang kualitasnya lebih buruk bisa melihat dan belajar dari pasangannya. Allah tidak akan mengubah kita bila kita tidak mau berubah.

Malamku pun ditutup.

PS : catatan di salah satu perjalanan hariku. Tulisan ini hanya untuk mengingatkanku dan bukan bermaksud untuk riya' ataupun sejenisnya, dan Ya Allah jauhkan aku dari sifat riya'. Amien.

No comments: