Monday, September 04, 2006

Reinkarnasi

Nanti kalau aku reinkarnasi... Itu potongan kalimat sms dari temanku. Aku agak geli membacanya. Di zaman seperti ini, masih ada yang percaya dengan reinkarnasi, atau ini sekedar penghiburan untuknya? Membaca kata reinkarnasi ini, aku jadi teringat pada sebuah artikel di majalah Femina dahulu, yang menyebutkan bahwa reinkarnasi adalah suatu aliran agama dan nyata adanya. Bila ditilik dari artinya, reinkaranasi adalah lahir kembali. Itu terjadi ketika manusia meninggal, ada satu tujuan arwah yang akan digapai si empunyanya, entah ke tubuh binatang, tumbuhan, maupun manusia. Semua tergantung pada keinginan si empunya yang tidak terwujud semasa hidup, bisa juga karena si empunya sangat mengagumi sesuatu dan masih tidak ingin terpisah atau bisa jadi si empunya juga ingin memperbaiki kesalahan di masa hidupnya.
Satu contoh kisah yang sempat aku baca dari artikel itu adalah keinginan seorang raja menjadi rusa, karena ketidak-inginannya melihat binatang tersebut dilakukan semena-mena. Masih banyak kisah lainnya tentang reinkarnasi yang menarik. Agak sukar dipercaya akal sebenarnya, tapi toh banyak orang yang menganut aliran tertentu sangat percaya dengan kejadian alam ini.

Aku sendiri kurang begitu mempercayai reinkarnasi. Banyak hal yang bertentangan dengan ajaran agamaku. Walaupun begitu, aku tetap bisa menghargai kepercayaan dan keinginan setiap orang, termasuk temanku ini. Mungkin baginya, bukan masalah kepercayaan akan reinkarnasi tapi lebih mengarah keinginan untuk bisa mengubah yang telah lewat. Menghadirkan satu mesin waktu untuk diputar ke masa yang ingin diperbaiki, dan mungkin reinkarnasi adalah cara yang paling praktis, kan?...
Ingat kemungkinan itu, mengingatkanku kembali akan keinginanku tentang sebuah mesin waktu yang sering muncul. Aku ingin bisa memutar waktu ke masa lalu, ketika aku mulai tumbuh menjadi orang yang menutup diri di masa SMA, aku ingin memutar waktu ketika aku mulai mendaftarkan diri ke universitas, dan memilih masuk jurnalistik, aku juga ingin memutar masa-masa bersama Ibuku dengan kualitas yang tentu saja beda dari yang pernah aku hadapi, aku juga ingin memutar masa-masa penyusunan acara pernikahanku, dengan mengadakan pesta yang lebih sederhana, sehingga dananya bisa aku belikan sebuah rumah, dan terakhir kalau aku bisa memutar mesin waktu untuk melihat masa depanku, betapa aku ingin bisa melihat masa depanku, sehingga aku bisa melakukan yang terbaik dari semua yang kulakukan. Tapi itulah, mesin waktu adalah hal yang lebih muskil dari aliran reinkarnasi. Mesin waktu hanya ada di film Doraemon atau sinetron 'lorong waktu' seingatku. Aku pasti akan meminjamkan mesin waktu ini untuk temanku, biar dia tidak perlu mengulangi masa hidupnya seperti di reinkarnasi.

Tetap ada cara lain yang lebih mungkin dibanding mesin waktu atau reinkarnasi, yaitu Hidup hari lepas hari, artinya lupakan masa lalu, jangan ragukan masa depan, tapi kerjakan yang terbaik untuk hari ini. Aihh.. bijak sekali bukan kedengarannya? Itulah yang selalu aku ingat, agar aku tak pernah menyesali yang telah lalu dan tetap melakukan yang terbaik untuk kedepannya. Aku yakin sekali, tanpa melihat kedepannya aku jadi apa, dengan pertolongan terbaik dari Yang Diatas, aku akan bisa menjadi yang terbaik menurutNya. Sederhana. Cukup memberi semangat.

Kalau jadi kodok, gimana?.... tiba-tiba isengku muncul. Kali ini, aku ingin sekali meminjamkan bahkan memberikan cara-cara di atas untuknya, tanpa mesin waktu ataupun reinkarnasi. Semoga bisa membantunya....

PS: untuk seorang teman, masih perlu reinkarnasi?....


1 comment:

Kuntari said...

Hai...
Anda bijak sekali dalam memahami hidup
tapi soal reinkarnasi
sebaiknya anda juga lebih banyak membaca