Saturday, November 04, 2006

Ketika Helmy meninggalkan kami...

Akhir pekan setelah Idul Fitri.
"Ayah, Mas Mi mau ikut bulik Ine. Ayah jangan nyariin ya... Mas Mi pulang sore loh," teriak anak pertamaku, Helmy, dari arah kamar mandi.
Suamiku melangkah mendekatiku yang sedang sibuk menyiapkan ransel thomas Helmy dengan beberapa kebutuhannya.
"Benar Helmy mau ikut ke Citayam, say?" Tanyanya dengan mata yang agak ragu dan cemas.
"Yo'i, Mas... Biarlah.."
"Gak ngerepotin, tuh?"
"Hmm.. nggaklah..."
Tak lama Nowo, suamiku, melangkah keluar kamar menyambut Helmy yang baru saja selesai mandi.
"Mas Helmy benaran mau ikut Bulik Ine?" Tanyanya lagi memastikan.
"Iya. Ayah ama Bunda di rumah aja,ya," jawab Helmy sok dewasa. "Bunda, Mas Mi pake tas Thomas loh..."
"Beres, Bos"
Jadilah sepanjang Sabtu itu, aku hanya bertiga di rumah, Aku, suamiku plus Dafi, bungsuku.
Kami habiskan separuh waktu di luar rumah.

Sore, ketika tiba di rumah.
"Helmy kok belum pulang ya, Mas," ujarku ketika perasaan sepi mulai menghanyutkan hatiku.
"Bunda mulai kehilangan teman berantem, dik Dafi," ledek suamiku
"Walaupun tuh anak jahil, suka ngerjain aku, Mas, sepi juga ya gak ada dia."

Kring..kring...
"Assalamu'alaikum. Mbak Meli, ini Ine, Helmy gak mau pulang."
"Hah?! Paksa, Ne, biar pulang, soalnya besok pagi mau diajak ke rumah Pakdenya."
"Udah, Ine paksa sih, Mbak, malah nangis tuh."
"Pokoknya bujuk, Ne, dia kan bawa susunya hanya 2 tempat."
"Kalau susu gampang, Mbak, nanti dibeliin di Indomaret."

Klik. Telepon ditutup.

Tidak berapa lama...
Kring...
"Mel, ini Om. Helmy nangis tuh gak mau pulang. Malah ngajak main lagi."
"Om, masalahnya kalau malam dia minta pulang, malah repot," ujarku mulai mencari alasan biar Omku termotivasi untuk memaksa Helmy pulang.
"Iya, deh, ntar dicoba."

0818...
"Ta, ini Mbak Meli. Helmy sudah pulang belum sih?"
"Wah, Ita lagi gak di rumah, Mbak. Ntar kalau Ita udah di rumah, Ita telepon Mbak Meli ya."

Dari maghrib sampai jam 8.30 malam, tak ada tanda-tanda Helmy pulang. Sebentar-sebentar kalau ada suara pintu pagar terbuka, aku melongok keluar. Sebenetar-sebentar juga suamiku mulai meledekku dengan teriakkan, "Bunda, tuh Helmy!"
Menyebalkan sekali.

Kring...
"Mbak, ini Ita. Helmy ketiduran di rumah, jadinya nginap."
"Kok gak ada yang ngabarin sih kalau gak jadi pulang?" tanyaku rada emosi.
"Maafin Bapak Ita, ya, Mbak"
"Kalau bisa, besok pagi-pagi, pulang ya"

Malamnya, tidurku lumayan tidak pulas. Sebentar-sebentar bangun karena mimpi Helmy, yang mungkin saat itu sedang tidur nyenyak. Jam 03.15 pagi, aku terbangun lagi, langsung ambil wudhu, sholat Tahajud. Sesudah sholat, tetap tidak bisa tidur.
Daripada bengong, aku mencuci baju saja. Manual, tanpa mesin cuci.
Paginya...
Kring...
"Bunda, Mas Mi lagi sarapan nih. Di sini dingiiiiinnnn deh, Bunda. ACnya gak bisa dimatiin"
"Sarapan pakai apa Sayang?"
"Pakai ayam"
"Mas Mi habis sarapan, pulang ya.. besokkan Mas Mi sekolah"
"Iya, Bunda... udah dulu ya, da...."

Ingat kejadian itu, aku jadi ingat kecemasanku dulu ketika Helmy berumur setahun. Aku sangat cemas sekali kalau dia tidak bisa beradaptasi di lingkungan luarnya, mengingat dia begitu tergantungnya padaku dan suami. Belum lagi, untuk tinggal di kampung, dia lumayan agak jijik bila melihat sendalnya penuh dengan tanah. Dia lebih suka berada di lingkungan yang lux, seperti hotel. Karena itulah, setiap liburan dia selalu menagih kami untuk menginap di hotel.
Nyatanya, kecemasanku tak terbukti, betapa harunya aku ketika di usia hampir 5 tahun ini dia memilih menginap di rumah Mbahnya, yang jauh dari kemewahan. Dia juga enjoy berbecek-becek ria..... Yang akhirnya malah menimbulkan kecemasan lain di hatiku karena ditinggalkannya.
"Bunda, kalau liburan nanti, Mas Mi nginap di rumah Mbah lagi ya. Mas Mi disana pakai sendal terus, main di sawah, di kali, ama nembakkin ayamnya Bulik Vera. Enak deh, Bunda"
Aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Ayah, kalau liburan nanti, Mas Mi ajak naik gunung dong...sekalian kemping," celotehnya masih panjang lebar.Yah, aku memang harus mulai siap untuk ditinggalkannya...

1 comment:

Anonymous said...

termasuk ditinggal pacaran juga ya Mel... hihihihi...