Monday, January 01, 2007

Teamwork


"Ada satu masukkan buat kamu.." ucapan mantan bosku dulu agak menggantung.
"Apa, Pak?"
"Kamu tidak bisa teamwork." Duarr!! Serasa pecah saat itu jantungku. Aku mulai menarik napas agak dalam, mencoba mencerna apa yang dimaksudnya, mengira-ngira apa yang menjadi patokannya untuk menilaiku. Tetap seribu kejadian di kantor berganti hilir mudik, dari anak service, yang selalu mengajakku berdiskusi dan berakhir menyenangkan, dari anak TAC, yang dengan segala kerendahan hatiku selalu memohon bantuannya, dari anak-anak sales, yang hampir setiap saat ada request, dan hubungan kami makin membaik, atau dari sikap-sikapku menghadapi lingkungan kerja, selama ini semuanya baik-baik saja. Kok, bisa ya aku dinilai tidak bisa teamwork?
"O,ya?" tanyaku menutup rasa tidak sukaku. "Boleh diberi contoh, Pak, dalam kasus apa?"
"Ada beberapa. Gak perlulah saya kasih contoh," jawabnya tenang dengan muka yang memang selalu tenang.
"Saya butuh contoh itu, Pak. Karena menurut saya, selama ini saya selalu baik-baik saja dengan semua pihak yang terkait, mungkin dengan contoh kasus dari Bapak, saya bisa belajar memperbaiki kekurangan saya," paparku agak memaksa dengan sikap yang sesungguhnya aku buat setenang mungkin.
"Kasus SPOTS yang sama Irwan," jawabnya singkat
"Oo.. kasus itu... Boleh saya kasih pendapat, Pak?" Mantan Bosku mengangguk.
Mulailah aku ceritakan kasus itu lebih detail, bagaimana kasus SPOTS itu ditangani temanku, dengan melangkahi wewenangku, yang saat itu sedang lumayan sibuk dengan kasus SCCP provisioning, dan secara paralel, aku juga mengerjakan SPOTS upgrade bersama orang-orang service, tanpa melibatkan orang sales. Aku gambarkan juga bagaimana wajarnya bila kasus SPOTS itu jatuh ke tangan temanku, karena dia yang sering terlibat ke orang sales, dan seharusnya ketika dia mendapati query yang bukan produk dia, sudah semestinya dia melemparkan pada yang berhak.
"Kalau saat itu saya menjadi Bapak, yang saya lakukan saat itu, Pak, saya akan panggil Meli dan Irwan untuk menceritakan semuanya dari dua sisi, agar saya bisa menilai kejadian yang sebenarnya. Dan kalau pada saat itu, saya menjadi Bapak, saya tidak akan menulis email yang isinya terus terang menyinggung saya, walaupun ditujukan pada semua orang pagi harinya," paparku.
"Oh, kamu tersinggung dengan email itu?" Aku mengangguk.
"Email itu untuk semua orang, bukan hanya untuk kamu. Tapi kalau kamu tersinggung, saya minta maaf."
"Contoh lainnya, Pak?"
"Nggak ada, hanya itu."
----
Itulah sekelumit kejadian tentang teamwork, yang kebetulan jadi pengalaman burukku. Teamwork sendiri bahasa sebenarnya adalah kerja team, dimana para anggota team saling melengkapi, saling mendengarkan, dan saling membantu mewujudkan tujuan bersama. Jadi ingat satu kisah lagi, waktu aku harus menjalani kegiatan induction outbound dengan membentuk team, team kami sendiri bernama GOKILL, yang yel-yel lagunya memang rada-rada unik. Bunyinya seperti ini : G-O-K-I-L-L... SAFARI.. SAFARI?? hahahaha, kocak kan? Menyanyikan yel-yel dengan gaya para cheerleader yang membentuk huruf-huruf dengan tangan masing-masing dan nadanya nada lagu aneka ria safari zaman dulu. Di team kami ini, bolehlah kekompakannya, aku yang penakut dilengkapi anggota lain yang lumayan berani, temanku yang super pendiam tapi otaknya jenius mengeluarkan idenya yang super brillian di satu permainan, yang kelompok lain angkat tangan.

Kenangan itu yang membekas. Setiap anggota regu merasa berharga, dan setiap kesalahan anggota adalah kesalahan tim, perfect bukan??
Tapi bukan masalah mudah kalau harus membentuk satu team solid di dunia kerja, ada saja satu-dua orang yang merasa harus lebih menonjol. Menyembunyikan history project, menyembunyikan data, seakan-akan dia akan maju dengan caranya, seakan-akan anggota team adalah saingannya. Kalau aku sendiri sih, terlepas dari penilaian mantan bosku dulu, aku memilih menshare apa yang aku punya untuk satu teamku, dengan maksud bila aku berhalangan pada satu waktu, aku akan merasa aman dari segala gangguan, belum lagi kalau aku ternyata mendapatkan kesempatan lain yang lebih baik, maka akan sangat mudah sekali bagiku untuk beranjak. Aha.. jadi ingat satu cerita yang sampai sekarang sangat aku ingat, yaitu cerita temanku tentang keberhasilan temannya karena menshare informasi apa saja ke teamnya, dengan cara itu, secara tidak langsung dia mengkloning dirinya ke orang lain, dan dengan gagah berani dia meminta challenge yang lebih ke atasannya, ketika proses kloning sukses. Anda tahu siklus itu dia ulangi terus, sampai akhirnya dia menduduki posisi yang bergengsi. Hebat, bukan?? Tapi balik lagi, butuh jiwa besar untuk membagi apa yang kita anggap penting bukan? Mungkin hanya orang-orang yang berjiwa besar juga yang bisa mendalami apa yang disebut teamwork... Apakah aku termasuk??.....

No comments: